Kamis, 27 September 2018



Artikel tema sosial dan remaja


BULLYING DI KALANGAN REMAJA DAN SEKOLAH
Dewasa ini kita sering mendengar kata bullying. Bullying merupakan satu kata yang sering kali dianggap sebagai hal yang tabu. Mengapa? apakah sebernarnya bullying itu? Bullying berasal dari kata bully, yaitu suatu kata yang mengacu pada pengertian adanya “ancaman” yang dilakukan seseorang terhadap orang lain (yang umumnya lebih lemah atau “rendah” dari pelaku), yang menimbullkan gangguan psikis bagi korbannya. Sedangkan itu defiinisi bullying menurut PeKA ( Peduli Karakter Anak) adalah, bullying adalah penggunaan agresi dengan tujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental. Bullying dapat berupa tindakan fisik, verbal, emosional dan juga seksual. Beberapa istilah lain dalam bahasa indonesia yang seringkali dipakai masyarakat untuk menggambarkan fenomena bullying diantaranya adalah penindasan, pemerasan, penggencetan, perpeloncoan, pengucilan, dan intimidasi.
Sepertinya, setiap pelajar atau remaja saat ini pernah mengalami semua bentuk kekeraasan diatas. Ada yang menjadi pelaku, korban atau paling tidak sebagai saksi. Bullying bisa terjadi di sekolah maupun diluar sekolah. Biasanya mereka yang menjadi pelaku dari tindak bullying ini mengganggu karena berbagai alasan. Biasanya mencari perhatian dari teman sebayanya dan orang tua mereka, atau juga bisa karena mereka merasa hebat dan merasa menjadi seseorang yang berkuasa memegang kendali. Banyak juga bullying yang terjadi disekolah karena mereka iri pada kelebihan yang dimiliki si target bullying. Mereka merasa terancam dengan kehaadiran seseorang yang lebih cantik atau lebih pintar dari mereka. Atau bisa juga karena mereka memiliki masalah dan memilih menyalurkan amarahnya kepada orang lain yang terlihat lebih lemah darinya. Mereka tidak tau apa dampak dari bullying yang mereka lakukan sehingga mereka tidak merasa bersalah atas perbuatannya.
            Penindasan memiliki dampak pada kehidupan sehari hari baik pada korban atau pada si penindas itu sendiri. Untuk si korban, akibat dari bullying dapat menjadikannya sebagai sosok yang pemalu, kurang percaya diri dan sulit untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, ia selalu merasa bahwa dunia tempatnya berpijak ini tidaklah aman dan dipenuhi orang orang yang kejam. Ketakukan dan trauma emosional yang dialami korban dapat memicu kecenderungan untuk putus sekolah. Sedangkan dampak bullying bagi si pelaku adalah menjadikannya sebagai sosok yang mimim empati. Beberapa anak yang sudah terbiasa melakukan bullying disekolah akhirnya dapat menjadikan mereka seebagai sosok orang dewasa yang kejam atau penjahat.
            Bahkan ada beberapa kasus bullying yang menyebabkan si korban menjemput mautnya sendiri. Salah satunya yaitu bullying yang dialami oleh Jade Stringer, gadis asal Inggris yang dibully akibat memiliki wajah yang sangat cantik. Ia menerima banyak cacian, baik secara langsung ataupun melalui pesan di media sosialnya. Karena merasa terintimidasi dan tak tahan atas perlakuan yang diterimanya ia lalu mengakhiri dirinya dengan cara menggantung diri di kamarnya.

            Menilik banyaknya dampak negatif yang dihasilkan dari bullying, alangkah baiknya apabila kita mencegah hal tersebut terjadi. Untuk mencegah dan menghambat munculnya tindak kekerasan itu terjadi dikalangan remaja sekolah, diperlukan peran dari semua pihak yang terkait dengan lingkungan kehidupan remaja. Keluarga seharusnya menjadi tempat yang nyaman untuk si remaja mengungkapkan pengalaman pengalamannya, serta mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang cukup. Pencegahan juga dapat dilakukan oleh guru guru sekolahan yaitu dengan mengawasi perilaku siswanya dan mengadakan bimbingan kepada seluruh siswa mengenai cara melakukan interaksi sosial yang baik. Dengan mengetahui dampak bullying dan melakukan pencegahan diharapakan adanya penurunan kasus pembullyan yang marak di perbincangkan saat ini.

Artikel ini bersumber dari http://tulisanlenny.blogspot.com/2017/10/artikel-tentang-bullying-bullyingdi.html


Kondisi Sosial Masyarakat Indonesia


Masyarakat pada umumnya tidak terlepas dari keadaan sosial yang terjadi dalam kehidupan, sebab masyarakat adalah zoon politicon atau masyarakat sosial yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain, saling berinteraksi untuk mencapai tujuan hidup, akan tetapi pada interaksi sosial yang negatif akan menjerumuskan ke hal-hal yang negatif pula, contohnya kejahatan yang sering terjadi dalam lingkungan baik merugikan diri sendiri maupun orang lain yaitu seperti narkoba, pesta miras, dan lain-lain. Sebaliknya apabila dalam lingkungan sosial terjadi interaksi yang positif maka akan melahirkan perbuatan atau tingkah laku yang posistif pula untuk mencapai tujuan hidup yang positif dalam kehidupan. Contoh kondisi sosial adalah masalah pendidikan, masalah kesehatan, masalah narkoba, ketersediaan pasokan pangan, dan pengangguran tingkat kejahatan.
Untuk kondisi sosial tentang masalah pendidikan yaitu untuk memastikan bahwa warga negara memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas dan pelayanan kesehatan yang memadai kondisi sosial uatama yang politisi pertimbangkan. Gaji guru, anggaran sekolah dan ketersediaan pasokan pendidikan semua mempengaruhi tingkat pendidikan yang tersedia untuk anak-anak. Demikian pula, sebuah komunitas perlu memiliki sumber daya yang memadai untuk mendukung fasilitas medis yang berkualitas dan penyedia layanan kesehatan.
Ketika populasi mendapatkan keuntungan dari faktor kondisional yang menguntungkan, kualitas hidup secara keseluruhan juga cenderung menguntungkan. Ketika faktor-faktor ini berdampak negatif terhadap kualitas hidup, mereka dikenal sebagai masalah sosial. Untuk kondisi sosial masyarakat tentang keketersediaan pasokan pangan, kemampuan masyarakat untuk memasok makanan dan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung warganya adalah signifikan. Pekerjaan yang tersedia adalah kekhawatiran yang yang terkait erat. Ketika pengangguran tinggi dan banyak orang yang hidup dalam kemiskinan, persediaan makanan yang meregang .
Tingkat kejahatan di suatu masyarakat juga berdampak pada kualitas hidup. Kejahatan, kekerasan, dan risikokeseluruhan kejahatan berdampak pada hidup keluarga. Banyak orang tua mencoba untuk menghindari membesarkan keluarga mereka di daerah yang angka kejahatannya tinggi memberikan kontribusi untuk tumbuh dan berkembangnya anak-anak mereka. Kondisi sosial lain yang mempengaruhi masyarakat yaitu termasuk keanekaragaman, belanja konsumen, membangun infrastruktur, bisnis dan industri, moralitas, dan pencemaran lingkungan.
Kondisi sosial masyarakat Indonesia masa kini pula adalah terjadi banyak perubahan dalam perilaku sosialnya. Hal ini disebabkan oleh modernisasi yang berkembang di Indonesia. Indonesia sendiri sudah mampu menciptakan alat-alat teknologi yang praktis dan efisien seperti layaknya yang ada di kehidupan sehari-hari seperti televisi, telepon genggam, komputer, laptop, dan lainnya.
Sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang digunakan pun memiliki kajian-kajian penting dalam proses kemajuan dan perkembangan teknologi yang membuat Indonesia lebih modern. Akan tetapi dari perkembangan teknologi tersebut dapat pula membawa dampak negatif disamping terdapat dampak positif nya, yaitu masuknya budaya asing ke Indonesia yang disebabkan oleh salah satu nya karena ada krisis globalisasi yang meracuni Indonesia.
Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Adanya penyerapan unsur budaya luar yang dilakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang ditampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa di sebut ketimpangan budaya. Teknologi yang berkembang pada era globalisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan budaya dari lingkungan sosial.

Artikel ini bersumber dari https://www.kompasiana.com/desijayanti/595cdca5b11da129cb2d9b82/kondisi-sosial-masyarakat-indonesia



Alergi Obat

Alergi obat adalah reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh terhadap suatu obat yang digunakan. Reaksi ini muncul karena sistem kekebalan tubuh menganggap zat tertentu dalam obat tersebut sebagai substansi yang bisa membahayakan tubuh.
Kondisi ini berbeda dengan efek samping obat yang biasanya tercantum pada kemasan, maupun keracunan obat akibat overdosis.

o   Gejala Alergi Obat

Reaksi alergi obat umumnya muncul secara bertahap seiring sistem kekebalan tubuh yang membangun antibodi untuk melawan obat tersebut. Reaksi ini mungkin tidak muncul secara langsung saat pertama kali menggunakan obat.
Pada tahap penggunaan pertama, sistem kekebalan tubuh akan menilai obat sebagai substansi berbahaya bagi tubuh kemudian mengembangkan antibodi secara perlahan-lahan. Pada penggunaan berikutnya, antibodi ini akan mendeteksi dan menyerang substansi dari obat tersebut. Proses inilah yang bisa memicu gejala-gejala alergi obat.
Sebagian besar alergi obat memiliki gejala yang ringan, dan biasanya akan reda dalam beberapa hari setelah penggunaan obat dihentikan. Berikut ini adalah beberapa gejala umum dari alergi obat yang perlu Anda cermati.
  • Ruam atau bentol-bentol pada kulit.
  • Gatal-gatal.
  • Hidung beringus.
  • Batuk-batuk.
  • Demam.
  • Sesak napas atau napas pendek.
  • Mata terasa gatal atau berair.
  • Pembengkakan.
Meski demikian, reaksi alergi yang parah juga dapat memicu anafilaksis, yaitu reaksi alergi yang menyebabkan kegagalan fungsi sistem tubuh secara luas. Kondisi tersebut sangat serius dan bisa berakibat fatal sehingga memerlukan penanganan darurat.
Berhati-hatilah jika mengalami reaksi alergi obat. Segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya sehingga bisa dihindari.

o   Jenis-jenis Obat yang Bisa Menyebabkan Reaksi Alergi

Hampir semua obat bisa memicu reaksi yang tidak diinginkan dari tubuh, tapi tidak semuanya menyebabkan alergi. Alergi obat disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh pada zat tertentu. Jenis-jenis obat yang berpotensi memicu reaksi alergi meliputi:
  • Antibiotik (contohnya penisilin).
  • Antiinflamasi nonsteroid.
  • Aspirin.
  • Krim atau losion kortikosteroid.
  • Antikejang (antikonvulsan).
  • Obat-obatan untuk penyakit autoimun.
  • Obat-obatan herbal.
  • Insulin.
  • Vaksin.
  • Obat-obatan untuk hipertiroidisme.
  • Obat-obatan kemoterapi.
  • Obat-obatan untuk infeksi HIV.

o   Faktor Risiko Alergi Obat

Tidak semua orang akan mengalami reaksi alergi akibat obat. Diduga ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko alergi obat pada seseorang. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:
  • Peningkatan pajanan terhadap obat tertentu, contohnya karena penggunaan yang berulang, berkepanjangan, atau dengan dosis tinggi.
  • Faktor keturunan. Risiko seseorang untuk mengalami alergi obat akan meningkat apabila ada anggota keluarga yang memiliki alergi terhadap obat-obatan tertentu.
  • Pernah mengalami jenis alergi lain, misalnya alergi makanan.
  • Alergi terhadap obat lain. Contohnya, jika alergi terhadap penisilin, maka juga akan mengalami alergi terhadap amoxicillin.
  • Penyakit yang menyebabkan tubuh rentan terhadap reaksi alergi obat, misalnya HIV.

o   Diagnosis Alergi Obat

Sama seperti pada penyakit lain, tahap awal diagnosis alergi obat adalah dengan memeriksa kondisi kesehatan dan fisik penderita. Terutama, waktu kemunculan gejala, jenis obat yang digunakan, maupun tingkat keparahan serta perubahan pada gejala yang dialami. Jika dibutuhkan, dokter akan menganjurkan pemeriksaan yang mendetail untuk memastikan diagnosis, antara lain:
  • Tes kulit (skin test). Obat-obatan yang dicurigai menyebabkan alergi akan diaplikasikan ke kulit dengan cara ditempelkan atau melalui tusukan jarum. Hasil positif memperlihatkan kulit memerah, gatal-gatal, atau muncul benjolan. Jika hal itu terjadi, seseorang hampir pasti mempunyai alergi terhadap obat tersebut.
  • Tes darah. Tes ini jarang digunakan karena tingkat akurasinya dalam mendeteksi alergi obat tidak tinggi. Tapi jika menduga akan ada reaksi yang parah akibat tes kulit, dokter biasanya akan menganjurkan tes darah. Tes ini juga berfungsi untuk mengetahui sekaligus menghapus kemungkinan adanya kondisi lain yang berpotensi memicu gejala yang dialami.

o    Pengobatan Alergi Obat

Penanganan utama untuk alergi obat adalah dengan mengatasi dan meredakan gejala-gejala yang dialami. Langkah ini bisa dilakukan dengan berhenti mengonsumsi atau menggunakan obat yang menyebabkan alergi.
Pemberian antihistamin mungkin disarankan untuk menghambat reaksi sistem imun yang diaktifkan oleh tubuh saat terjadi reaksi alergi. Sementara itu, kortikosteroid dapat digunakan untuk mengatasi peradangan akibat reaksi alergi yang lebih serius.
Bagi yang pernah mengalami anafilaksis atau reaksi alergi obat yang berat, dokter biasanya akan meresepkan suntikan epinefrin. Bagi penderita dengan riwayat alergi yang berat, sediakan selalu epipen, yaitu epinefrin dalam bentuk suntikan sekali pakai, untuk berjaga-jaga apabila terjadi reaksi serupa. Penderita juga sebaiknya menjalani perawatan di rumah sakit agar bisa mendapatkan bantuan pernapasan dan penstabilan tekanan darah.

o    Pencegahan Alergi Obat

Langkah utama dalam mencegah alergi obat adalah dengan menghindari obat yang menjadi sumber alergi. Contohnya dengan:
  • Mengenakan gelang atau kalung penanda alergi jika memungkinkan.
  • Memberi tahu dokter atau tenaga medis tentang riwayat alergi terhadap jenis obat tertentu sebelum menjalani penanganan medis apa pun.
Artikel ini bersumber dari https://www.alodokter.com/alergi-obat.html

Artikel tema sosial dan remaja BULLYING DI KALANGAN REMAJA DAN SEKOLAH Dewasa ini kita sering mendengar kata bullying. Bullying m...